Doha, Sebuah sumber yang dipercaya dekat dengan Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi, menyatakan jika rumah milik ulama terkemuka yang juga ketua ikatan ulama Muslim internasional itu akan digusur dan dihancurkan.
Penggusuran dan penghancuran rumah milik Syaikh al-Qardhawi, dan rumah-rumah lain di sekitarnya di kawasan Wadi as-Sayl, Doha, merupakan kebijakan pemerintahan Qatar yang akan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan hunian apartemen baru dan taman kota.
Pemerintah Qatar sendiri telah memperingatkan para penghuni Wadi al-Sayl untuk segera meninggalkan daerah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pihak pemerintah juga telah memberikan uang pengganti dan lahan kawasan hunian baru. Rumah Syaikh Yusuf al-Qardhawi terletak di bilangan yang sangat strategis dan elit. Rumah-rumah di kawasa tersebut tampak mewah, luas, dan memiliki tetaman, layaknya istana. Para tetangga Syaikh al-Qardhawi sendiri kebanyakan para menteri negara, duta besar, dan orang-orang papan atas lain.
Terkait kebijakan pemerintah ini, Syaikh al-Qardhawi menanggapinya dengan legawa, meski sangat berat.
"Ini adalah musibah besar. Pemulihan atasnya butuh bertahun-tahun," kata al-Qardhawi sebagaimana diungkapan sumber tersebut.
Reaksi ulama lulusan Universitas al-Azhar, Mesir, itu tidaklah berlebihan. Pasalnya, yang menjadikan keberatan pindah rumah bagi beliau adalah "membongkar dan menata ulang" perpustakaan pribadinya yang luar biasa besar. Perpustakaan pribadi Syaikh asal Qardha, Mesir, itu menghimpun lebih dari 30.000 koleksi buku-buku rujukan pokok (ummahat al-kutub), ratusan ribu buku-buku lainnya. Kitab karangan beliau sendiri lebih dari 150 judul. Hal tersebut belum mencakup kaset-kaset, cd, video, dan dokumen-dokumen pribadi yang penting lainnya.
Kesemua koleksi perpustakaan tersebut tersusun dan tertata (munazhzham dan mufahras) dari a hingga z secara tertata. Syaikh al-Qardhawi sendiri mengaku, untuk menata perpustakaan pribadinya, beliau membutuhkan waktu selama kurang lebih 1,5 tahun.
"Perpustakaan tersebut adalah salah satu mimpi saya yang menjadi kenyataan," ungkap Syaikh al-Qardhawi. (arb/L2 Cairo) (sumber: eramuslim.com)
Haru dan bahagia bercampur dalam suasana shalat jum`at pertama di mesjid pertama yang dibangun di pulau Kyushu, pulau selatan di bumi sakura. Jepang adalah negara dengan mayoritas penduduknya sekitar 80% penganut Shinto atau Budha, walaupun pada kenyataannya mereka mayoritas tidak peduli tentang agama dan hidup dalam materialistik. Sekitar 70.000 dari 120 juta penduduk Jepang adalah pemeluk Islam. Pulau Kyushu adalah pulau ketiga terbesar di Jepang dengan Fukuoka sebagai pusat kota.
Perjuangan mendirikan mesjid di Fukuoka ini lebih dari 10 tahun lamanya dan menjalani estafet dari muslim-muslim pendatang yang rata-rata adalah pelajar dengan masa tinggal hanya sekitar 3 – 5 tahun. Tahun 1998 adalah KUMSA (Kyushu University Moslem Student Association) pertama kali meluncurkan kampanye proyek mesjid di Fukuoka. Setelah melewati berbagai rintangan mulai dari dana, pencarian lokasi, perijinan dan sebagainya maka pada tanggal 20 Maret 2009 akhirnya muslim di pulau Kyushu, khususnya di kota Fukuoka dapat menikmati shalat jum`at pertama di Mesjid.
Fukuoka Mesjid Al Noor Islamic Culture Center berdiri di atas area 336 m2 dengan luas total bangunan 3 lantai dan basement 672 m2. Dana pendirian masjid berasal dari sumbangan pemerintah arab Saudi dan kantong-kantong muslim dari berbagai negara yang tinggal di pulau Kyushu. Mesjid yang mulai dibangun sejak tahun 2008 ini berdiri dengan indah di lokasi yang cukup strategis di pusat kota.
Suasana haru juga terekam dalam khutbah panjang yang disampaikan oleh Brother Ahmad Maeno, Khatib asli asal Jepang yang mengajak muslim di Fukuoka untuk menjadikan mesjid sebagai pusat pendidikan dan mengenalkan Islam dengan baik dan benar. Khatib mengajak untuk melakukan pendekatan secara bertahap kepada orang Jepang dan menjelaskan 3 poin penting yaitu menjelaskan tauhid, mengajak dg ikhlas dan hikmah sesuai bahasa kaum dalam hal ini orang Jepang, dan mendidik muslimah mualaf yang merupakan bagian terbesar dari mualaf di Jepang lebih dari 90% dan mereka adalah ibu bagi generasi kedua muslim di Jepang.
Suka cita tampak dari wajah ratusan muslim dan muslimah yang hadir saat itu. Muslim menempati lantai 1 dan basement, sedangkan muslimah menempati lantai 2 dan 3 turut mendengarkan materi khutbah. Berbagai cendera mata semakin menambah keceriaan hadirin saat itu. Rasa syukur semakin besar ketika suara adzan diperbolehkan keluar mesjid, padahal sebelumnya ditentang oleh penduduk setempat. Biarkan nama-Mu berkumandang indah, menembus relung-relung hati dan mengetuk untuk kembali kepada-Mu dalam hiruk pikuk materialisme Jepang. Hati semakin tertunduk mendengarkan suara adzan pertama menembus langit di selatan bumi Sakura. (Yayan Sofyan, graduate student of Kyushu University)
Prajurit AS Terry Holdbrooks baru enam bulan bertugas di kamp penjara Guantanamo, Kuba. Seperti penjaga lainnya, tugasnya adalah menjaga dan mengawasi para tahanan, mendampingi tawanan yang sedang diinterogasi, berkeliling sel dan memeriksa tahanan agar tidak saling bertukar pesan dengan tahanan lainnya. Tapi malam itu, di awal tahun 2004, Holdbrooks yang sedang dapat shift jaga malam, merasakan malam berjalan begitu lambat dan membosankan. Tapi siapa yang mengira, malam itu menjadi malam bersejarah baginya karena membawanya pada agama Islam.
Untuk membunuh rasa bosan setelah berkeliling memeriksa seluruh sel, Holdbrooks berbincang-bincang dengan seorang tahanan berkebangsaan Maroko yang dikenal dengan julukan "Jenderal". Meski baru enam bulan bertugas di kamp Guantanamo, persahabatan antara Holdbrooks dan sang "Jenderal" yang nama aslinya Ahmed Errachidi, cukup dekat. Saat itu hampir tengah malam, perbincangannya dengan Errachidi membuat Holdbrooks merasa makin skeptis tentang kamp penjara Guantanamo dan ia mulai memikirkan masa depan hidupnya. Holdbrooks lalu memesan buku-buku tentang Arab dan Islam.
Masih di awal tahun 2004, suatu malam, Holdbrook kembali berbincang-bincang dengan "Jenderal" kali ini tentang kalimat syahadat dalam Islam, sebagai pernyataan seseorang bahwa dirinya seorang Muslim. Malam itu, Holdbrooks memberikan pena dan selembar kartu index lewat celah jeruji penjara dan meminta sang "Jenderal" untuk menuliskan kalimat syahadat dalam bahasa Arab dan artinya dalam bahasa Inggris. Holdbrooks kemudian membaca kalimat syahadat dengan sudara keras, saat itulah, di lorong sel kamp Delta di Guantanamo, Holdbrooks menjadi seorang Muslim.
Cuma setahun, Holdbrooks bertugas di kemiliteran AS, tahun 2005 ia meninggalkan dinas militer. Dalam beberapa wawancara dengan Newsweek, ia dan beberapa mantan pejaga penjara kamp Guantanamo mengakui tindakan sadis dan penyiksaan terhadap para tahanan di kamp tersebut. Namun ia juga mengungkapkan adanya interaksi yang baik antara sejumlah penjaga dengan para tahanan. Mereka sering berbincang tentang politik, agama bahkan musik. Hal itu diakui Errachidi yang mendekam di kamp Guantanamo selama lima tahun dan dibebaskan tahun 2007.
"Para tahanan biasanya ngobrol dengan para penjaga yang menunjukkan sikap hormat pada para tahanan. Kami bicara soal apa saja, hal-hal yang biasa dan hal-hal yang sama-sama menarik perhatian kami," kata Errachidi dalam email yang dikirimnya dari Maroko ke majalah Newsweek, menguatkan keterangan Holdbrooks.
Terry Holdbrooks adalah produk keluarga yang berantakan. Ia tumbuh dewas di Phoenix, kedua orangtuanya adalah pecandu narkoba dan Holdbrooks sendiri seorang pecandu minuman keras sebelum bergabung dengan militer AS pada tahun 2002. Menurut TJ-panggilang akrab Holdbrooks-ia memutuskan masuk kemiliteran karena tidak ingin hidupnya berakhir seperti orangtuanya.
Holdbrooks adalah tipe anak muda yang hanya menuruti kata hati dan sedang mencari kestabilan dalam jiwanya. Seumur hidupnya, ia jarang bersentuhan dengan masalah keagamaan. Tak disangka, di kamp Gitmo ia justeru berteman dengan seorang tahanan yang taat dengan ajaran agamanya. "Banyak orang Amerika yang tidak peduli lagi dengan Tuhan, tapi di tempat seperti ini (kamp Gitmo) para tahanan dengan taat menunaikan salat," kata TJ.
Ketika Holdbrooks mengungkapkan keinginannya memeluk agama Islam, "Jenderal" Errachidi mengingatkannya bahwa menjadi seorang muslim adalah sebuah keputusan yang sangat serius, apalagi di kamp Guantanamo. "Errachidi ingin memastikan bahwa saya paham betul apa yang sedang saya bicarakan," kenang Holdbrooks. Namun ia tetap memutuskan menjadi seorang Muslim dan ia hanya memberitahu kemuslimannya pada dua rekan sekamarnya.
Para tentara lainnya mulai mencium adanya perubahan pada Holdbrooks karena mereka mendengar para tahanan memanggil Holdbrook dengan nama "Mustapha" dan melihat Holdbrooks dengan terang-terangan belajar bahasa Arab. Hingga suatu malam, kepala regunya memanggil ke sebuah lapangan dimana sudah ada lima penjaga lainnya. "Mereka mulai berteriak pada saya dan menanyakan apakah saya seorang pengkhianat, apakah saya beralih," tutur Holdbrooks. Dan malam itu, kepala regunya meninjunya, begitu juga dua penjaga lainnya.
Holdbrooks kemudian dikucilkan dan ia dipindahkan ke Ford Leonard Wood. Tapi beberapa bulan kemudian ia menerima surat pemberhentian secara hormat dari kemiliteran, dua tahun sebelum kontraknya dengan kemiliteran berakhir. Pihak militer AS tidak memberikan alasan ataupun penjelasan atau "pemecatan"nya itu.
TJ kembali ke Phoenix dan kembali ke kebiasaan lamanya, minum-minuman keras. Ia juga menceraikan istrinya. Kebiasaan minum alkohol akhirnya membawa Holdbrooks ke rumah sakit. Tak terduga, Holdbrooks kembali bertemu dengan Errachidi yang ternyata juga mengalami persoalan menyesuaikan diri setelah dibebaskan dari kamp Guantanamo. Dua sahabat ini saling berkirim email dan menyambung kembali persahabatan yang terputus. Tiga bulan yang lalu, Holdbrooks yang kini berusia 25 tahun, berhasil menghentikan kebiasaan minumnya. Ia juga mendapatkan pekerjaan sebagai konsultan pendaftaran di Universitas Phoenix. Di dekat universitas ada sebuah masjid sekaligus pusat kegiatan Islam, Tempe Islamic Center. Holdbrooks rajin datang ke masjid itu untuk menunaikan salat berjamaah.
Ketika imam masjid Tempe Islamic Center, Amr Elsamny yang asal Mesir mengenalkan Holdbrooks pada seluruh jamaah dan menjelaskan bahwa Holdbrooks masuk Islam saat bertugas di kamp Guantanamo, para jamaah berebutan menyalami Holdbrooks. Holdbrooks kini menjalankan ajaran Islam dengan taat. Bekas luka panjang di dahinya, hampir tak kelihatan karena tertutup kopyah yang selalu dikenakannya. "Saya selalu berpikir bahwa kamp penjara Guantanamo dijaga oleh tentara-tentara yang bengis dan kejam. Saya tidak berpikir bahwa ada tentara seperti TJ, yang justeru mendapat hidayah Islam di sana," komentar Imam Amr Elsamny, tentang Holdbrooks.
“Barangsiapa yang mencari ilmu untuk membanggakan diri kepada para ulama atau untuk mendebat orang- orang bodoh atau untuk memalingkan pandangan manusia ke arahnya, maka ia berada di neraka”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan menshahihkannya Al-Albaniy di dalam ‘Shahih at-Targhib wa at-Tarhib’, hal. 47).
Di kalangan Bani Israel ada seorang ahli ibadah yang paling saleh di zamannya. Ia mempunyai tiga kawan bersaudara yang mempunyai adik perempuan. Perempuan tersebut adalah seorang perawan. Tiga orang bersaudara tersebut tidak mempunyai saudara perempuan kecuali ia satu-satunya. Suatu waktu, ketiga orang itu bermaksud melakukan perjalanan jihad di jalan Allah. Mereka sulit mencari orang yang dapat dititipi saudara perempuannya dan dapat dipercaya untuk menjaganya. Mereka sepakat bahwa adiknya akan dititipkan pada ahli ibadah itu. Mereka percaya sepenuhnya kepada dia. Ketiganya mendatangi ahli ibadah itu dan meminta kepadanya agar berkenan untuk dititipi. Mereka mengharapkan agar saudara perempuan mereka berada di dekatnya sampai mereka pulang dari perjalanan perang. Namun, si ahli ibadah menolaknya.
Tak henti-hentinya tiga bersaudara tersebut meminta kepada ahli ibadah ini untuk menerimanya. Akhirnya, ia pun mau menerima. Ia berkata kepada tiga orang tersebut, ”Tempatkan saja ia di rumah yang berdampingan dengan tempat ibadahku ini!”. Mereka menempatkan perempuan itu di rumah tersebut sebagaimana saran dari si ahli ibadah. Jadilah mereka pergi untuk melakukan perang di jalan Allah.
Perempuan itu sudah cukup lama berada di kediaman dekat tempat ahli ibadah. Si ahli ibadah biasa menyimpan makanan di bawah tangga tempat dirinya beribadah supaya di ambil oleh perempuan itu. Ia tidak mau mengantar makanan ke rumah yang ditempati perempuan itu. Ia meminta agar si perempuan yang mengambilnya. Perempuan tersebutlah yang keluar dari tempatnya untuk mengambil makanan setiap hari.
Setan berusaha membujuk si ahli ibadah. Ia tak henti-hentinya melukiskan kebaikan. Setan mewanti-wanti kepada ahli ibadah bahwa kalau perempuan itu terus-terusan keluar dari rumahnya di waktu siang untuk mengambil makanan, nanti ada orang yang melihat dan menyergapnya. Setan berbisik kepada dia, ” Jika engkau yang pergi sendiri untuk mengantarkan makanan dan menyimpan di pintu rumahnya, itu akan lebih baik dan lebih besar pahalanya bagimu.” Setan tak henti-hentinya membisikkan suara tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah mau melakukan hal tersebut. Ia sendiri yang menyimpan makanan di dekat pintu perempuan tadi. Namun, ketika meletakkan makanan di depan pintu, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia cukup lama melakukan kegiatan itu.
Setan datang lagi kepada sang ahli ibadah dan menganjurkan agar dirinya mau menambahkan kebaikan. Setan berbisik kepadanya, ”Jika engkau mengajak ngobrol kepadanya, ia akan merasa tenteram dengan obrolanmu. Sebab, ia sedang kesepian sekali”. Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah sehingga ia mau melakukan apa yang dibisikkan oleh setan itu. Ahli ibadah ini terkadang mengajak ngobrol kepada perempuan tersebut dari atas tempat ibadahnya. Ia tidak mau turun ke bawah karena takut terkena dosa.
Selanjutnya setan datang lagi kepada ahli ibadah dan berkata, ”Jika engkau turun ke bawah dan duduk di atas tempat ibadahmu untuk bercakap-cakap dengannya dan diapun tetap berada di atas pintu rumahnya, ini lebih baik dan menambah rasa tenang kepadanya.” Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah sehingga ia mau melakukannya. Ia duduk di atas pintu tempat ibadahnya begitu juga sang perempuan pun di atas pintunya mau bercakap-cakap dengannya.
Cukup lama dua orang tersebut terus-terusan melakukan kebiasaan bercakap-cakap di atas pintu masing-masing. Seperti biasanya, setan datang lagi untuk membujuk si ahli ibadah agar melakukan kebaikan yang lebih banyak. Setan berbisik kepadanya, ”Jika engkau keluar dari tempat ibadahmu lalu mendekat ke pintu rumahnya dan engkau berbicara dengannya, ia akan lebih tenteram dan lebih merasa senang. Itu kan kebaikan besar. Ia tidak harus keluar dari rumahnya. Biarlah ia berada di dalam rumahnya dan engkau di luar”. Setan tak henti-hentinya membisikkan hal tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah mau melakukan apa yang dibisikkannya itu.
Sang ahli ibadah biasa mendekat ke pintu rumah perempuan tadi. Ia bercakap-cakap dengannya. Padahal, asalnya ia tidak pernah beranjak dari tempat ibadahnya. Kalau pun untuk mengajak bicara kepada si perempuan itu, ia melakukannya dari atas dan tidak mau turun ke bawah. Cukup lama kebiasaan yang dilakukan oleh sang ahli ibadah tersebut.
Selanjutnya setan datang kepada sang ahli ibadah dan berbisik, ”Jika engkau masuk ke dalam rumahnya, lalu engkau bercakap-cakap dengannya, itu lebih baik. Sebab, jika engkau berada di dalam, wanita itu tidak harus kelihatan oleh orang lain.” Ahli ibadah ini mengikuti saran setan sehingga ia pun masuk ke dalam rumah perempuan itu. Hampir seharian penuh, setiap hari, si ahli ibadah bercakap-cakap dengan perempuan itu. Ketika waktu telah menjelang sore, ia baru naik ke atas tempat ibadahnya untuk melanjutkan ibadahnya.
Tiap saat Iblis datang kepada ahli ibadah untuk merayunya. Akhirnya, si ahli ibadah sampai dapat memegang paha wanita tersebut dan menciuminya. Iblis tak henti-hentinya mengganggu ahli ibadah dan perempuan tersebut, sampai akhirnya terjadilah perzinaan. Selang beberapa lama, perempuan tersebut hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Iblis pun datang kembali kepada si ahli ibadah dan berkata kepadanya, ”Bagaimana kalau nanti saudara-saudara perempuan ini datang sementara ia melahirkan anak darimu? Apa yang engkau lakukan? Sudah barang tentu mereka akan mencela dan menghajarmu. Oleh sebab itu, bunuh saja anak itu lalu kubur olehmu. Perempuan itu akan mau menutupinya. Sebab, ia juga takut kepada saudaranya kalau-kalau mereka mengetahuinya.” Maka si ahli ibadah melakukan apa yang disarankan oleh setan tersebut, yaitu membunuh anak itu.
Setelah dia membunuh anak laki-laki itu, setan berkata kepadanya, ”Apakah engkau yakin perempuan itu akan menyembunyikan apa yang dilakukan olehmu? Sudah, bunuh saja dia!” Maka si ahli ibadah tersebut membunuh perempuan itu dan dikubur bersama anaknya. Ia meletakkan batu besar di atas kuburan anak dan ibunya tersebut. Setelah ia melaksanakan tugasnya, ia naik ke atas tempat ibadahnya untuk meneruskan ibadah.
Tidak lama kemudian, saudara perempuan yang dibunuh tadi datang dari tempat perang. Mereka langsung menuju ke tempat sang ahli ibadah. Mereka bertanya kepadanya tentang kabar adik mereka. Mendengar pertanyaan tersebut, si ahli ibadah menangis dan menceritakan kejadian yang mengerikan. Ia menyebutkan bahwa saudara perempuan mereka meninggal karena penyakit. ”Saya sangat tahu bahwa dia adalah perempuan baik-baik dan di daerah anu kuburannya,” kata si ahli ibadah sambil menunjukkan sebuah kuburan yang agak jauh dari tempat ibadahnya. ”Silakan kalian datangi kuburannya,” lanjut sang ahli ibadah. Maka mereka segera datang ke tempat ynag ditunjukkan oleh sang ahli ibadah. Sesampainya disana, mereka tak henti-hentinya menziarahi kuburan adiknya. Setelah itu mereka pulang ke tempat keluarganya.
Ketika malam tiba dan mereka telah tertidur, setan datang dalam mimpi mereka. Dalam mimpi tersebut setan muncul dalam bentuk seorang laki-laki yang sedang melakukan perjalanan. Setan memulai mendatangi yang paling tua diantara mereka dan bertanya mengenai saudara perempuannya. Sang kakak yang paling besar menyebutkan berita yang diterima dari ahli ibadah. Ia memberitahukan bahwa dirinya telah mengunjungi kuburannya. Setan menyatakan bahwa kabar tersebut bohong. Ia berkata, ”Apa yang dikabarkan oleh dia tentang saudara perempuanmu hanya bualan. Justeru ia telah menghamilinya dan adikmu melahirkan anak laki-laki. Karena takut diketahui, ia membunuhnya dan membunuh pula ibunya. Ia memasukkan keduanya ke dalam sebuah lubang yang telah digali di balik pintunya, yaitu sebelah kanan. Silakan engkau datangi tempat tersebut dan buktikan kesana. Kalian akan menemukan keduanya sebagaimana saya beritahukan!”
Selanjutnya, setan pun datang juga kepada saudara yang lainnya dan menyampaikan kabar yang sama. Semuanya merasa kaget atas mimpi itu sebab mereka memimpikan hal yang sama. Saudara yang paling besar berkata, ”Ah, itu kan hanya mimpi. Tidak ada apa-apanya. Sudah jangan kita hiraukan dan kita biarkan saja!”
Saudara yang paling kecil berkata, ”Demi Tuhan, saya tidak akan tenang kecuali membuktikan tempat yang ditunjukkan itu.” Maka ketiganya berangkat untuk mendatangi rumah bekas hunian adik perempuan mereka. Mereka membuka pintu rumah tersebut dan mencari tempat yang disebutkan oleh setan kepada mereka di dalam mimpi. Ternyata, mereka menemukan saudara perempuan dan anaknya telah disembelih dan diletakkan di tempat itu. Selanjutnya mereka datang kepada sang ahli ibadah dan bertanya kepadanya tentang keadaan yang sebenarnya. Maka ia membenarkan apa yang dikatakan setan tadi, yaitu dirinyalah yang membunuhnya. Selanjutnya, tiga saudara perempuan tersebut mengajukan masalahnya kepada raja mereka. Mereka membawa turun si ahli ibadah dari kediamannya. Sang ahli ibadah dituntut untuk dibunuh dan disalib.
Ketika si ahli ibadah sudah diikat di atas kayu untuk dibunuh, datanglah setan kepadanya dan berkata, ”Saya ini sahabatmu yang mengujimu dengan perempuan yang engkau hamili dan bunuh itu. Jika engkau mau mengikuti perintahku hari ini dan kafir kepada Allah yang telah menciptakan dan membentukmu, saya akan menyelamatkanmu dari bahaya yang sedang engkau hadapi ini”. Si ahli ibadah itu mengiyakan anjuran setan, yaitu kufur kepada Allah. Ketika ia telah kafir, setan meninggalkannya dan orang-orang membunuhnya.
IKHWAN SEJATI Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.
AKHWAT SEJATI
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Official Blog Of Kerohanian Islam BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (ROHIS BEM FKM Unhas). Jangan tanya siapa kami, karena Kami adalah putera puteri dakwah, kami dan dakwah adalah kesatuan tak terpisah. Kami adalah dakwah dan dakwah adalah Kami.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali Imran :104)