Rabu, 02 September 2009

Keutamaan Taubat Ramadhan

Jumat, 21 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan

"Tiada terasa kita telah dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. Mari sucikan diri memasuki bulan suci Ramadhan."

SEGENAP PENGURUS ROHIS BEM FKM UNHAS MENGUCAPKAN
SELAMAT MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 1430H
SEMOGA KITA DAPAT MERAIH KEBERKAHAN DAN KEMULIAAN BULAN SUCI RAMADHAN



Jumat, 24 Juli 2009

Bebarapa Masalah Berkaitan Dengan Ramadhan



Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan Bulan Ramadhan dan beredar di masyarat. Di antaranya yang akan dibicarakan di sini adalah:
• Masalah orang berpuasa namun tidak shalat.
• Masalah hadits-hadits dha'if (lemah) yang sering disampaikan para muballigh di bulan Ramadhan.
• Masalah membatalkan puasa tanpa sebab syar'i.
Masalah-masalah itu telah dibicarakan oleh para ulama, di antaranya bisa kita simak uraian Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah dalam kitabnya Risalah Ramadhan , dan Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid dan Syaikh Salim Al-Hilaly dalam bukunya Shifat Shaum Nabi n fi Syahri Ramadhan.
Berikut ini kami kutipkan uraian tentang beberapa masalah tersebut.
1. Berpuasa tapi tidak shalat
Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang -semoga Allah menunjukinya- mungkin ia berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini puasanya tidak berguna baginya, juga hajinya maupun zakatnya. Karena shalat adalah sendi agama Islam yang tanpanya Islam tidak akan tegak.
Barangsiapa berpuasa tetapi meninggalkan shalat, berarti ia meninggalkan rukun Islam terpenting setelah tauhid. Puasanya sama sekali tidak bermanfaat baginya, selama ia meninggalkan shalat. Sebab shalat adalah tiang agama, di atasnyalah agama tegak. Dan orang yang meninggalkan shalat hukumnya kafir. Orang kafir tidak diterima amalnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:
"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir." (HR. Ahmad dan para penulis kitab Sunan dari hadits Buraidah z).
Jabir radhiallahu anhu meriwayatkan, Rasulullah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:
"(Batas) antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Tentang keputusanNya terhadap orang-orang kafir, Allah berfirman, artinya: "Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." (Al-Furqaan: 23).
Maksudnya, berbagai amal kebajikan yang mereka lakukan tidak karena Allah, niscaya Kami hapus pahalanya, bahkan Kami menjadikannya bagai debu yang beterbangan.
Adapun meninggalkan shalat berjama'ah atau mengakhirkan shalat dari waktunya, maka perbuatan tersebut merupakan maksiat dan dikenai ancaman yang keras. Allah berfirman, artinya: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (Al-Ma'un: 4-5).
Maksudnya, mereka lalai dari shalat sehingga waktunya berlalu.
Nabi Muhammad tidak mengizinkan orang buta (Abdullah bin Ummi Maktum) yang tidak mendapatkan orang yang menuntunnya ke masjid untuk shalat (wajib lima waktu) di rumah, bagaimana pula halnya dengan orang yang matanya awas dan sehat yang tidak ada halangan baginya?
Berpuasa tetapi meninggalkan shalat atau tidak shalat berjama'ah adalah pertanda nyata bahwa ia berpuasa itu tidak karena mentaati perintah Allah. Jika tidak, kenapa ia meninggalkan kewajiban yang utama (shalat)? Padahal kewajiban-kewajiban itu merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisah-pisah, bagian yang satu menguatkan yang lain. (Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah, Risalah Ramadhan, Al-Sofwa Jakarta, cetakan II, 1419H/ 1998M, hal 93-95).
2.Masalah membatalkan puasa tanpa ada 'udzur syar'i
Ada ancaman berat dari Nabi Muhammad atas orang yang membatalkan puasa Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan dalam agama. Nabi bersabda:
"Ketika aku tidur, datanglah dua lelaki lalu memegang dua lenganku, lalu membawaku ke gunung yang terjal, maka keduanya berkata: 'Naiklah.' Aku jawab; 'Aku tidak dapat naik.' Lalu keduanya berkata: 'Kami akan memudahkanmu naik.' Maka akupun naik. Baru saja aku di atas gunung tiba-tiba aku dengar suara yang keras. Akupun bertanya: 'Suara apakah ini?' Keduanya menjawab: 'Ini adalah jeritan penghuni neraka.' Kemudian keduanya membawaku, tiba-tiba aku berada pada suatu kaum yang digantung, kakinya di atas, mulut-mulut mereka robek, mulut-mulut mereka mengalirkan darah. Nabi berkata: Aku bertanya: 'Siapakah mereka itu?' Lelaki itu menjawab: 'Orang-orang yang berbuka sebelum waktunya.'" (Hadits Riwayat An-Nasaa'i dalam Al-Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf (4/166) dan Ibnu Hibban (no 1800-zawaidnya) dan Al-Hakim (1/430) dari jalan Abdur Rahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin Amir, dari Abu Umamah, sanad-nya shahih.)
3. Masalah Hadits-hadits dha'if (lemah) tentang Ramadhan yang tersebar
Hadits-hadits dha'if yang tersebar dan disampaikan di kalangan ummat pada Bulan Ramadhan di antaranya:
1. "Seandainya hamba-hamba tahu apa yang ada di bulan Ramadhan pasti ummatku akan berangan-angan agar Ramadhan itu jadi satu tahun seluruhnya, sesungguhnya Surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada tahun berikutnya...." hadits ini panjang.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no. 1886) dan dinukil oleh Ibnul Jauzi dalam Kitabul Maudhu'at (Kitab tentang Hadits-hadits palsu, 2/188-189) dan Abu Ya'la di dalam Musnad-nya sebagaimana pada Al-Muthalibul Aaliyah (Bab A-B/ manuskrip) dari jalan Jabir bin Burdah, dari Abi Mas'ud Al-Ghifari.
Hadits ini Maudhu' (palsu), cacatnya pada Jabir bin Ayyub, riwayat hidupnya dinukil Ibnu Hajar dalam Lisanul Mizan (2/101) dan (beliau) berkata: "Terkenal dengan kelemahan (dha'if)" beliau juga menukil ucapan Abu Nu'aim tentangnya: "Dia itu suka memalsukan hadits". Al-Bukhari juga berkata: "Haditsnya tertolak", dan menurut An-Nasai, "matruk" (ditinggalkan/tidak dipakai haditsnya)"!!
2. "Wahai manusia sungguh telah datang pada kalian bulan yang agung, bulan yang di dalamnya ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah menjadikan puasanya sebagai kewajiban, dan shalat malamnya sebagai sunnat. Barangsiapa mendekatkan diri di dalamnya dengan suatu perkara kebaikan maka dia seperti orang yang menunaikan suatu kewajiban pada bulan lainnya.. dialah bulan yang awalnya itu rahmat, pertengahannya itu maghfirah/ampunan, dan akhirnya itu 'itqun minan naar/bebas dari neraka.." sampai selesai.
Dua murid terpercaya Syeikh Al-Bani (wafat 2 Oktober 1999) yakni Syeikh Ali Hasan dan Syeikh Al-Hilaly mengemukakan, hadits itu juga panjang dan dicukupkan dengan membawakan perkataan ulama yang paling masyhur.
Menurut murid ahli hadits ini, hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah juga, (no. 1887), dan Al-Muhamili di dalam Amali-nya (no 293) dan Al-Ashbahani di dalam At-Targhib (Q/178, B/ manuskrip) dari jalan Ali bin Zaid Jad'an dari Sa'id bin Al-Musayyib dari Salman.
Hadits ini, menurut dua murid ulama Hadits tersebut, sanadnya dhaif (lemah) karena lemahnya Ali bin Zaid. Ibnu Sa'ad berkata: "Di dalamnya ada kelemahan dan jangan berhujjah dengannya," dan Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, "Tidak kuat". Ibnu Ma'in berkata: "Dha'if." Ibnu Abi Khaitsamah berkata: "Lemah di segala segi", dan Ibnu Khuzaimah berkata: "Jangan berhujjah dengan hadits ini karena jelek hafalannya." demikianlah di dalam Tahdzibut Tahdzib (7/322-323).
3. "Berpuasalah maka kamu sekalian sehat."
Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu Adi di dalam Al-Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Said, dari ad-Dhahhak, dari Ibnu Abbas.
Nahsyal itu termasuk yang ditinggal (tidak dipakai) karena dia pendusta, sedang Ad-Dhahhaak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.
Dan diriwayatkan oleh at-Thabrani di dalam Al-Ausath (1/Q, 69/ Al-Majma'ul Bahrain) dan Abu Na'im di dalam At-Thibbun Nabawi, dari jalan Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhai bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih, dari Abi Hurairah. Sanadnya dha'if (lemah). (Berpuasa menurut Sunnah Rasulullah , hal. 84).
(Dipetik dari buku yang disusun oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah, Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid, dan Syaikh Salim Al-Hilaly). Hartono.

Sabtu, 13 Juni 2009

Dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuan Kafir Tentang Ketuhanan

Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Rom, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh kerana itu dia segan bila bertemu dengannya.

Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mahu mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri kerana usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!". Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:

Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahawa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?

Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Kerana rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat mahupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis. "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. "Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan kafir mengangguk. "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahawa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir itu.



Kisah ini didapati dalam dua versi yang berbeda sedikit, satu mengatakan Atheis dan yang lain mengatakanya ilmuan kafir, persoalan-persoalan yang dikemukakannya adalah hampir sama, lalu saya gabungkan dan menyusunnya sekali.

Yang perlu mendapat koreksi di sini adalah pernyataan tentang Allah tidak bertempat dan ditempatkan. Madhab Ahlussunnah mengimani bahwa Allah istiwa' di atas Arsy, mengenai kaifiahnya tidak perlu kita bahas karena itu sudah di luar kemampuan kita

Selasa, 09 Juni 2009

MENINGGALKAN BELAJAR SIHIR, LALU MENJADI SULUH PETUNJUK BAGI ORANG LAIN

>> Buat Para Penggemar "The Master"

Dari Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang raja pada zaman sebelum kalian. Ia memiliki seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah tua, ia berkata kepada sang raja, 'Sesungguhnya usiaku telah tua dan ajalku telah dekat. Karena itu, utuslah kepadaku seorang anak muda agar aku ajari sihir'. Maka diutuslah seorang pemuda yang kemudian ia ajari sihir. Dan jalan antara raja dengan tukang sihir itu terdapat seorang rahib. Pemuda itu mendatangi sang rahib dan mendengarkan pembicaraannya. Sang pemuda begitu kagum kepada rahib dan pembicaraannya. Begitu ia sampai kepada tukang sihir karena terlambat serta merta ia dipukulnya seraya ditanya, 'Apa yang menghalangimu?' Dan bila sampai di rumahnya, keluarganya memukulnya seraya bertanya, 'Apa yang menghalangimu (sehingga terlambat pulang)?' Lalu, ia pun mengadukan halnya kepada sang rahib. Rahib berkata, 'Jika tukang sihir ingin memukulmu katakanlah, aku terlambat karena keluargaku. Dan jika keluargamu hendak memukulmu maka katakanlah, aku terlambat karena (belajar dengan) tukang sihir'.

Suatu kali, ia menyaksikan binatang besar dan menakutkan yang menghalangi jalan manusia, sehingga mereka tidak bisa menyeberang. Maka sang pemuda berkata, 'Saat ini aku akan mengetahui, apakah perintah ahli sihir lebih dicintai Allah ataukah perintah rahib. Setelah itu ia mengambil batu seraya berkata, 'Ya Allah, jika perintah rahib lebih engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir maka bunuhlah binatang ini, sehingga manusia bisa menyeberang'. Lalu ia melemparnya, dan binatang itu pun terbunuh kemudian ia pergi. Maka ia beritahukan halnya kepada rahib. Lalu sang rahib berkata, 'Wahai anakku, kini engkau telah menjadi lebih utama dari diriku. Kelak, engkau akan diuji. Jika engkau diuji maka jangan tunjukkan diriku. Selanjutnya, pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan segala jenis penyakit. Allah menyembuhkan mereka melalui kedua tangannya. Alkisah, ada pejabat raja yang tiba-tiba buta. Ia mendengar tentang pemuda itu. Maka ia membawa hadiah yang banyak kepadanya seraya berkata, 'Sembuhkanlah aku, dan engkau boleh memiliki semua ini! Pemuda itu menjawab, 'Aku tidak bisa menyembuhkan seseorang. Yang bisa menyembuhkan adalah Allah Azza wa Jalla. Jika Anda beriman kepada Allah dan berdo'a kepadaNya, niscaya Ia akan menyembuhkanmu. Ia lalu beriman dan berdo'a kepada Allah dan sembuh. Kemudian ia datang kepada raja dan duduk di sisinya seperti sedia kala. Sang raja bertanya, 'Wahai fulan, siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?' Ia menjawab, 'Tuhanku'. Raja berkata, 'Saya?' 'Tidak, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah', tegasnya. Raja bertanya, 'Apakah kamu memiliki Tuhan selain diriku?' Ia menjawab, 'Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah'. Demikianlah, sehingga ia terus-menerus disiksa sampai ia menunjukkan kepada sang pemuda. Pemuda itu pun didatangkan. Sang raja berkata, 'Wahai anakku, sihirmu telah sampai pada tingkat kamu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan berbagai penyakit lainnya'. Sang pemuda menangkis, 'Aku tidak mampu menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah Azza wa Jalla. Raja berkata, 'Aku?' 'Tidak!', kata pemuda. 'Apakah kamu punya Tuhan selain diriku?' Ia menjawab, 'Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah'. Lalu ia pun terus disiksa sehingga ia menunjukkan kepada rahib. Maka rahib itu pun didatangkan. Sang raja berkata, 'Kembalilah kepada agamamu semula!' Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada pejabat raja yang (dulunya) buta juga dikatakan, 'Kembalilah kepada agamamu semula!' Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada sang pemuda juga dikatakan, 'Kembalilah kepada agamamu semula!' Ia menolak. Lalu bersama beberapa orang ia dikirim ke gu-nung ini dan itu. (Sebelumnya) sang raja berpetuah, 'Ketika kalian telah sampai pada puncak gunung maka bila ia kembali kepada agamanya (biarkanlah dia). Jika tidak, maka lemparkanlah dia! Mereka pun berangkat. Ketika sampai di ketinggian gunung, sang pemuda berdo'a, 'Ya Allah, jagalah diriku dari mereka, sesuai dengan kehendakMu. Tiba-tiba gunung itu mengguncang mereka, sehingga se-muanya tergelincir. Lalu sang pemuda datang mencari sampai bisa bertemu raja kembali. Raja bertanya, 'Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?' Ia menjawab, 'Allah menjagaku dari mereka'. Kembali ia dikirim bersama beberapa orang dalam sebuah perahu kecil. Raja berkata, 'Jika kalian berada di tengah lautan (maka biarkanlah ia) jika kembali kepada agamanya semula. Jika tidak, lemparkanlah dia ke laut yang luas dan dalam'. Sang pemuda berdo'a, 'Ya Allah, jagalah aku dari mereka, sesuai dengan kehendak-Mu'. Akhirnya mereka semua tenggelam dan sang pemuda datang lagi kepada raja. Sang raja bertanya, 'Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?' Ia menjawab, 'Allah menjagaku dari mereka'. Lalu sang pemuda berkata, 'Wahai raja, kamu tidak akan bisa membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan maka engkau akan bisa membunuhku. Jika tidak, engkau tak akan bisa membunuhku'. Raja penasaran, 'Perintah apa?' Sang pemuda menjawab, 'Kumpulkanlah orang-orang di satu padang yang luas, lalu saliblah aku di batang pohon. Setelah itu ambillah anak panah dari wadah panahku, lalu ucapkan, 'Bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhan sang pemuda). Maka (raja memanahnya) dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Pemuda itu meletakkan tangannya di bagian yang kena panah lalu meninggal dunia. Maka orang-orang berkata, 'Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Lalu dikatakan kepada raja, 'Tahukah Anda, sesuatu yang selama ini Anda takut-kan? Kini sesuatu itu telah tiba, semua orang telah beriman. Lalu ia memerintahkan membuat parit-parit di beberapa persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di dalamnya. Dan raja pun bertitah, 'Siapa yang kembali kepada agama-nya semula, maka biarkanlah dia. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke dalamnya'. Maka orang-orang pun menolaknya sehingga mereka bergantian dilemparkan ke dalamnya. Hingga tibalah giliran seorang wanita bersama bayi yang sedang disusuinya. Sepertinya, ibu itu enggan untuk terjun ke dalam api. Tiba-tiba sang bayi berkata, 'Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran'." (HR. Ahmad dalam Al-Musnad, 6/16-18, Muslim dan An-Nasa'i dari hadits Hammad bin Salamah. Dan An-Nasa'i serta Hammad bin Zaid menambahkan, yang keduanya dari Tsabit. Dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Abdurrazak dari Ma'mar dari Tsabit dengan sanad darinya. Ibnu Ishaq memasukkannya dalam Sirah dan disebutkan bahwa nama pemuda itu adalah Abdullah bin At-Tamir).

Mengapa Kami Memilih Islam

oleh: Husain Rofe (Reformer Inggris)

Pada waktu orang bermaksud akan berpindah dari agamanya yang dianutnya karena pengaruh lingkungan kelahirannya, biasanya yang mendorongnya itu dasar-dasar emosional, filsafat atau kemasyarakatan. Bakat pembawaan saya sendiri telah menuntut suatu keimanan yang dapat memenuhi tuntutan filsafat dan sosial. Bagi saya hal itu hanya bisa dipenuhi dengan keputusan untuk menguji kebenaran semua agama penting di dunia melalui buku-bukunya, dakwahnya dan pengaruhnya.

Saya lahir dari kedua orang tua campuran, seorang Yahudi dan, seorang Katolik, dan saya tumbuh di bawah pengaruh tradisi gereja Inggris. Pada waktu saya selama beberapa tahun mengikuti sembahyang di gereja sebagai salah satu kewajiban harian, saya mulai dapat membandingkan antara kepercayaan-kepercayaan dan peribadatan-peribadatan Yahudi dan Kristen.

Bakat pembawaan saya sendiri menolak kepercayaan inkarnasi Tuhan dan bahwa Tuhan menutupi dosa manusia. Akal saya juga tidak mampu menerima kenyataan banyaknya Injil dan keterangan-keterangannya atau tafsirnya, atau kepercayaan yang tidak berdasarkan logika, seperti tradisi-tradisi yang dijalankan dalam gereja Inggris.

Dalam agama Yahudi saya menemukan gambaran tentang Allah itu lebih terhormat, walaupun penggambaran ini berbeda-beda pada masing-masing
Bible. Ada kepercayaan Yahudi yang masih terpelihara kesuciannya, sehingga saya dapat belajar banyak dari padanya, tapi juga banyak yang saya tolak. Kalau kita laksanakan semua ajaran dan tuntutannya, kita akan kehabisan waktu sama sekali atau hanya tinggal waktu sedikit saja untuk mengurus soal-soal duniawi, karena dalam agama Yahudi ada upacara-upacara peribadatan yang tidak habis-habisnya merepotkan energi kita. Dan bisa jadi yang terburuk dalam agama Yahudi ialah bahwa dakwahnya itu hanya ditujukan kepada segolongan minoritas tertentu, dan karenanya agama Yahudi itu menimbulkan jurang pemisah antara bermacam-macam tingkat sosial dalam masyarakat.

Dalam pada itu saya suka menyaksikan sembahyang Kristen di gereja Inggris, sebagaimana juga saya suka menghadiri sembahyang di gereja
Yahudi. Saya turut kedua-duanya. Akan tetapi kenyataannya saya tidak memegang atau mempercayai salah satu agama yang dua itu. Dalam agama
Katolik Roma saya lihat banyak hal-hal yang tidak jelas bisa dimengerti dan tunduk kepada kekuasaan manusia. Agama Katolik Roma menganggap rendah kemanusiaan, sebaliknya Paus dan para pendetanya dianggap suci, bahkan hampir disamakan dengan Tuhan.

Kemudian saya mempelajari filsafat Hindu, terutama ajaran-ajarannya pada Upanishads and Vedanta. Di sini juga saya menemukan banyak hal
yang mengagumkan saya, tapi juga banyak yang tidak bisa diterima oleh akal saya. Dalam filsafat Hindu saya tidak menemukan cara pemecahan
beberapa macam penyakit masyarakat, dan didalamnya tidak terhitung banyaknya macam-macam keistimewaan (privileges) untuk para pendeta,
disamping tidak adanya uluran tangan untuk mengasihi orang-orang miskin terlantar, seakan-akan nasibnya itu karena kesalahannya sendiri, dan jika dia mau memikul penderitaan hidup dengan sabar, maka rupanya kehidupan sesudah mati malah lebih baik.


Agama Hindu hanyalah satu cara untuk menundukkan dan menguasai orang banyak. Agama itu bagi mereka hanya untuk menegakkan kekuasaan
kependetaan yang memegang kendali segala kekuasaan, sedang perhubungannya dengan Tuhan hanya proforma, seolah-olah kehendak-Nya
itu minta supaya segala sesuatu tetap sebagaimana adanya.

Buddisme mengajarkan kepada saya banyak mengenai akal dan ketentuan-ketentuannya. Buddisme menunjukkan kepada saya suatu cara
untuk mengusahakan adanya saling pengertian di antara bangsa-bangsa, seakan-akan sama mudahnya dengan percobaan-percobaan kimiawi, asal
setiap orang mau memberikan pengorbanan yang diperlukan, mungkin berupa reaksi terhadap penyusunan kasta-kasta.

Akan tetapi dalam Buddisme saya tidak menemukan pelajaran-pelajaran tentang akhlak. Dalam hal ini Buddisme sama dengan Hindu. Didalamnya
saya hanya menemukan ajaran bagamana caranya supaya manusia bisa sampai ke tingkat manusia-super-kuat atau apa yang dikira demikian oleh orang banyak. Akan tetapi bagi saya jelas bahwa kekuatan yang dimaksud itu bukan merupakan bukti tingginya jiwa seperti yang mereka kira. Kekuatan semacam itu hanya mampu meningkatkan ilmu, mencapai prestasi olahraga, menguasai emosi dan menyederhanakan banyak kesenangan dan syahwat,
seperti yang diajarkan oleh ajaran Stoics. Dalam Buddisme saya tidak menemukan ajaran bagamana caranya supaya kita ingat kepada Allah; di
dalamnya saya tidak menemukan ajaran yang memberi petunjuk ke arah Maha Pencipta. Budisme hanyalah suatu latihan badan untuk mencapai
keselamatan dan kebebasan. Dalam pada itu, Bodhisatya malah menganjurkan pengorbanan keselamatan dan kebebasan seseorang untuk
keselamatan dan kebebasan orang lain. Dalam aliran ini tampak ada soal-soal kerohanian, tidak hanya mempersoalkan penguasaan nafsu
kehewanan dan kekuatan-kekuatan alam. Oleh karena itu, maka secara teoritis Buddisme sanggup menyelamatkan dunia, seperti juga agama
Kristen, kata Tolstoi, asal terbatas pada kata-kata Yesus, tanpa tambahan dan tafsiran yang salah.

Akan tetapi jika ternyata banyak kepercayaan yang menurut teorinya sanggup menyelamatkan dunia, mengapa mereka gagal dalam praktek?
Jawabnya ialah: Kepercayaan-kepercayaan itu tidak memberi perhatian kepada golongan mayoritas (terbanyak). Dia hanya tertuju kepada
golongan minoritas. Sebenarnya, jika kita perhatikan ajaran-ajaran Kristen dan Buddha sebagaimana yang dimaksud oleh para pendirinya,
ternyata bahwa kedua agama itu mengelakkan diri dari soal-soal kesulitan masyarakat, karena memang kemasyarakatan itu bukan sasaran
perhatiannya. Keduanya, Yesus dan Buddha menganjurkan supaya orang melepaskan diri dari nafsu ingin memiliki kekayaan dan dari
kesenangan-kesenangan duniawi sebagai usaha mencari Tuhan, dengan kata-kata seperti: "Jangan melakukan perbuatan buruk" atau "Vairagyam",
dan "Janganlah kamu direpotkan dengan apa yang akan terjadi besok."

Saya menaruh hormat besar bagi mereka yang mampu menempuh jalan atau cara ini, saya yakin bahwa itu bisa menyampaikan mereka kepada Allah.
Tapi saya juga yakin bahwa umumnya manusia tidak mampu menempuh jalan semacam ini. Karena itu, maka ajaran-ajaran ini sedikit sekali nilai
kemasyarakatannya. Suatu ajaran kerohanian yang mulia, tapi gagal total dalam usaha membimbing orang banyak. Kepuasan intelektual yang tidak
ada gunanya untuk mengubah orang banyak dan memperbaiki kondisi mereka dalam bidang kerohanian, mental dan material dalam waktu yang pendek.

Mungkin merupakan suatu keanehan, bahwa ketika saya berdiam di negara-negara Arab, perhatian saya kepada Islam itu sedikit saja dan
hanya melihat lahiriyahnya. Agama ini tidak mendapat perhatian saya untuk mempelajarinya secara teliti, seperti yang saya lakukan terhadap
agama-agama lain. Akan tetapi kalau saya ingat bahwa hubungan saya yang pertama dengan Islam itu dengan membaca Al-Qur'an terjemahan Bodwell,
maka tidaklah mengherankan kalau saya katakan bahwa saya tidak tertarik. Akan tetapi sesudah saya berkenalan dengan salah seorang
muballig Islam terkenal di London, saya menjadi kaget dengan sedikitnya kegiatan orang-orang Arab dalam usaha memberikan petunjuk kepada
orang-orang bukan Islam supaya masuk Islam, dan dalam usaha menyiarkan ajaran-ajarannya di tempat-tempat atau negara-negara yang mungkin di
sana mereka akan lebih berhasil. Hanya karena sering merasa tidak percaya kepada orang-orang asing, cara yang biasa ditempuh oleh
orang-orang Timur ialah bergerak secara diam-diam, dari pada secara terang-terangan.

Dengan bimbingan yang bijaksana, saya telah membaca sebuah terjemahan Al-Qur'an dan tafsirannya dari seorang muslim, ditambah dengan membaca
buku-buku yang lain tentang Islam, saya akhimya mendapat gambaran yang benar tentang Islam. Dengan demikian, maka dalam waktu yang tidak lama,
saya telah menemukan sesuatu yang saya cari selama bertahun-tahun.

Pada suatu hari di tahun 1945 saya mendapat undangan untuk menghadiri sembahyang 'Id dan sesudah itu makan-makan. Hal itu merupakan
kesempatan yang baik bagi saya untuk mempelajari sekumpulan international Muslim, di mana tidak terdapat kumpulan Arab, tidak ada
nasionalisme. Yang ada hanyalah perkumpulan orang banyak yang mewakili bermacam-macam bangsa di dunia, bermacam-macam tingkat sosial dan
bermacam-macam warna kulit. Di sana saya bertemu dengan seorang pangeran Turki dan juga rakyat biasa. Mereka semua duduk untuk makan
bersama. Pada wajah orang-orang kaya tidak nampak sikap merendahkan diri yang dibuat-buat, atau sikap pura-pura merasa sama dari
orang-orang kulit putih dalam pembicaraannya dengan kawan-kawan mereka yang berkulit hitam. Tidak juga kelihatan di antara mereka orang yang
menjauh dari orang banyak, tidak nampak rasa kepangkatan dan kedudukan yang tersembunyi di balik tabir kepalsuan.

Dalam agama Islam saya tidak berkesempatan untuk melukiskan soal-soal kehidupan, justru karena kelengkapannya yang tidak saya temukan dalam
agama-agama lain. Cukuplah kalau saya katakan bahwa sesudah saya berpikir dan memperhatikan, saya beroleh petunjuk untuk iman kepada
agama ini, sesudah saya mempelajari agama-agama terkenal di dunia tanpa memeluk salah satunya.

Dengan keterangan saya tersebut, cukup jelas, mengapa saya menjadi orang Islam? Walaupun hal itu belum cukup untuk menjelaskan segala
sesuatunya. Soalnya, karena perasaan ini selalu tumbuh dan bertambah bersamaan dengan berlalunya waktu dan bertambahnya pengalaman saya.
Saya telah mempelajari kebudayaan Islam pada English University, di mana untuk pertama kalinya saja mengetahui bahwa Islamlah yang telah
mengeluarkan Eropa dari kegelapan. Saya mempelajari sejarah, ternyata bahwa pemerintahan-pemerintahan besar itu adalah pemerintahan Islam,
dan kebanyakan ilmu pengetahuan modern itu berasal dari Islam. Maka ketika orang-orang pada datang kepada saya untuk mengatakan bahwa
dengan memeluk agama Islam itu saya telah menemukan jalan mundur, saya tersenyum saja. Mereka tidak mengetahui tentang hubungan sebab dan
akibat.

Bolehkah dunia menghukum Islam karena kemundurannya yang ditimbulkan oleh faktor-faktor luar? Apakah nilai Renaisance yang pernah dialami
Eropa itu kurang disebabkan kemunduran-kemunduran umum yang dialami di mana-mana di dunia sekarang ini?! Apakah agama Kristen itu boleh dicap
brandalan, penumpah darah dan barbarisme disebabkan inkuisisi abad tengah dan penaklukan Spanyol?!

Perlu diperingatkan bahwa akal pikiran yang terbesar dan termaju di segala zaman seluruhnya memandang dengan penuh hormat kepada kebudayaan
Islam yang mutiara-mutiaranya tetap tersimpan dan Barat tidak pernah menemukannya.

Saya telah datang ke beberapa daerah jajahan dan saya berkesempatan untuk melihat bagamana seorang pengembara/pendatang diterima di setiap
tempat, di mana reaksi pertamanya adalah pertolongan yang diberikan kepada mereka. Saya tidak pernah menemukan di luar kalangan kaum
muslimin orang yang mendekati cara mereka dalam menghormati orang asing dan menolongnya tanpa pamrih.

Dilihat dari segi perekonomian, saya menemukan kenyataan bahwa hanya masyarakat Islam-lah yang telah menghilangkan jurang pemisah antara
orang-orang kaya dan orang-orang miskin dengan cara yang menyeluruh, melenyapkan kekacauan. Saya bisa mengatakan bahwa komunis Sovyet modern tidak akan mampu menghasilkan apa yang bisa dihasilkan di bawahPemerintahan Islam.

Bila Al Qur'an bisa bicara !

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu

Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?



Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa

Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan

Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian

Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....


Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...


Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku


Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu


Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah


Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.


Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya

Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.


Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.


Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu


Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui

Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.


Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu


Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

(SUMBER: anonymous)

Rabu, 13 Mei 2009

Kontemplasi Berubah

Ketika kita telah mempelajari kebaikan dan tidak terjadi perubahan kea rah yang lebih baik.


Ketika kita telah mengetahui banyak kebaikan tetapi tidak juga berbuat amal shalih


Maka selayaknyalah kita menangisi diri kita, sebelum kita ditangisi oleh saudara kita (mati).



Dan renungkanlah yang berikut ini


Sungguh merugilah orang-orang yang memeluk islam tetapi tidak mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat


Yaitu mereka yang hanya menggunakan Islam sebagai Identitas


Atau mereka yang melakukan aktivitas Islam hanya sebagai ritual belaka tanpa keyakinan dalam hatinya


Merugi pula mereka yang mempelajari Islam tetapi tidak menjadikan dirinya lebih baik


Yaitu mereka yang mempelajari Islam hanya sebatas sebagai ilmu


Sungguh merugilah mereka itu



Maka jadilah orang-orang yang beruntung dalam hidup di dunia maupun di akhirat


Dengan menjalani kehidupan penuh keikhlasan (hati)


Juga menambah keyakinannya dengan mempelajari Islam (intelektual)


Dan menjadikan ilmunya sebagai dasar beramal islami (fisik)


Serta senantiasa mempunyai kebanggaan atas identitas Islam nya



Sungguh beruntung Umar bin Khatab ra, yang dapat merubah dirinya setelah mengenal Islam, dari kesesatan dalam

beramal menuju keikhlasan dalam beribadah.


Beruntung pula Abu Bakar Ash-shidiq ra, seorang bangsawan dan pedagang sukses, yang dengan totalitasnya baik waktu, harta, maupun amalannya mendapatkan keridhaan Allah.


Begitu juga Bilal bin Rabbah ra, mantan budak yang menjadi muadzin Rasulullah, yang terdengar terompahnya di surga karena amalan ibadah sunnah unggulannya.



Bagaimana dengan diri kita?


Sudahkah kita berubah menjadi lebih baik & lebih sholih sejak memeluk Islam?


Sudahkah kita mempersiapkan amalan unggulan untuk mengetuk pintu surganya Allah?


Sudahkah kita merencanakan amal jariyah yang akan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di hari kiamat kelak?



Sungguh kehidupan dunia itu sangat singkat dan kita tidak tahu kapan harus meninggalkannya


Dan sungguh orang yang beriman itu amat sangat cintanya kepada Allah


Mereka senantiasa merindukan pertemuan denganNya, bukan sebaliknya


Sudahkah kita termasuk yang demikian



Maka bersegeralah menambah ilmu sebagai pegangan dalam beramal


Bersegeralah untuk beramal dan bersegeralah untuk berubah


Dari kegelapan ketidaktahuan akan hakikat hidup menuju terang benderangnya Islam


Dari sekedar ilmu yang melimpah menuju amalan yang ikhlas


Itulah keimanan yang sesungguhnya



Keimanan yang senantiasa melekat dalam diri sampai ajal menjelang (istiqomah)


Hati yang ikhlas, perkataan yang benar dan amal perbuatan yang baik


Sungguh proses internalisasi Islam harus ada dalam diri kita, itulah celupan dari Allah (Sibghoh Allah)


Di mana nilai-nilai Islam menyatu dalam nurani dan perasaan kita


Juga merasuk ke dalam relung hati kita



Dan perubahan pun akan menjadi sebuah keniscayaan


Ya…Perubahan…Kita harus berubah…Kita harus berubah


Karena tidak mungkin kita berada dalam kebaikan, kecuali diri kita harus berubah


Perubahan dalam hal keyakinan, cara fikir, selera dan tingkah laku


Perubahan menjadi pribadi yang Islami


Yang akan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin


Hari esok lebih baik dari hari ini


Dan hari esok senantiasa lebih baik dari hari sebelumnya


Sehingga ketika kita diminta menghadap kembali kepadaNya maka itulah hari terbaik kita hidup di dunia



Selamat merenungi hakikat hidup..saudaraku


Semoga kita senantiasa dimudahkan dalam mempelajari dan mengamalkan kebaikan


Diberikan umur yang panjang yang penuh amal shalih


Diberikan rejeki yang banyak dan berkah, yang senantiasa kita belanjakan di jalan Allah


Dan mendapatkan ridho Allah baik di dunia maupun di akhirat

Senin, 11 Mei 2009

Flu Babi: Salah Satu Alasan Mengapa Allah Mengharamkan Memakan Babi


Oleh: Harun Yahya

Babi adalah salah satu di antara makanan-makanan yang Allah haramkan dalam Al Qur’an. Seorang Muslim sejati akan menunjukkan keteguhan dalam menaati perintah dan larangan Allah sekalipun ia tidak mengetahui hikmah di balik itu. Namun jika Allah menghendakinya, Dia juga dapat memperlihatkan kepada kita hikmah di balik sesuatu yang telah Dia haramkan. Peningkatan cepat baru-baru ini pada kasus flu babi, sebuah penyakit mematikan, adalah satu di antara alasan mengapa memakan babi adalah haram.

Flu babi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus “H1N1” dan dapat ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Seperti halnya virus flu pada manusia, virus flu babi terus-menerus berubah dalam tubuh babi. Saluran pernapasan babi memiliki penerima (reseptor) yang peka terhadap virus-virus seperti flu babi, flu manusia dan flu burung. Karena alasan itu, babi memperbesar kemungkinan virus-virus baru muncul di saat semua jenis virus itu tertularkan secara bersamaan. Virus A/H1N1, sebuah gabungan dari virus flu manusia, babi dan burung, hanya muncul pada penerima-penerima (reseptor) yang terdapat dalam saluran pernapasan babi; dengan kata lain, babi berperan sebagai sarang bagi virus-virus untuk bergabung bersama (berpadu). Karena manusia tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap virus tersebut dan karena penyebarannya sangatlah cepat, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa penyakit tersebut bakal menyebar di luar kendali sebagai sebuah wabah.

Salah satu sisi paling menakutkan dari penyakit tersebut adalah kesamaannya dengan “Flu Spanyol” yang membawa kematian lebih dari 50 juta orang antara bulan September 1918 dan Juni 1920. Virus AH1N1 adalah penyebab penyakit tersebut pada kedua kasus itu. Flu Spanyol juga awalnya ditularkan kepada manusia dari babi-babi di Amerika, dari situ flu tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia, menjadi salah satu wabah terburuk dalam sejarah. Karenanya, jika flu babi tidak bisa dikendalikan, terdapat bahaya bahwa flu babi akan menyebar ke seluruh dunia.


Hadits Mengisyaratkan Babi Dimusnahkan di Zaman Akhir

Empat belas abad lalu, Nabi kita, Muhammad SAW, mengisyaratkan bahwa babi-babi akan dimusnahkan di Zaman Akhir: "Imam Mahdi (as) akan datang sebagai hakim adil … ia akan membunuh babi dan membagikan harta benda, tapi karena keberlimpahan mereka tak seorang pun akan menerimanya." (Al-Qawl al-Mukhtasar fi Alamat al-Mahdi al- Muntadhar, hal. 31)


Hadits ini menunjukkan bahwa akan ada pembunuhan massal babi-babi di masa Imam Mahdi (as). Bahkan, negara-negara mungkin harus menempuh jalan pembunuhan massal babi-babi demi mencegah penyebaran flu babi jika hal itu menjadi wabah yang mengancam seluruh dunia. Mesir malahan sudah mulai membunuh babi-babi dalam rangka melindungi diri terhadap penyakit itu. Hadits Nabi kita SAW menyatakan bahwa adalah penting untuk membunuh babi-babi, sumber flu babi, sama seperti pihak berwenang mengeringkan rawa-rawa yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk-nyamuk, yang juga senantiasa menyebarkan penyakit.


Sebagaimana telah disebutkan, saluran pernapasan babi memainkan peran utama dalam kemunculan penyakit berbahaya ini. Hal itu hanyalah satu di antara sejumlah alasan di balik pengharaman Allah memakan babi. Ada banyak hikmah lain di balik Allah mengharamkan penggunaan babi. Sebagiannya dapat disebutkan sebagai berikut:


Babi Mengandung Belerang Kadar Tinggi

Karena babi mengandung belerang dengan kadar tinggi, ketika dimakan maka sejumlah besar belerang diserap tubuh. Jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti infeksi persendian ketika belerang menumpuk di dalam tulang rawan, otot dan saraf; pengapuran dan hernia. Ketika babi dimakan secara teratur, jaringan ikat lunak dari babi menggantikan tulang rawan keras di dalam tubuh. Akibatnya, tulang rawan menjadi tidak mampu menopang bobot badan, yang pada akhirnya membawa pada kelainan persendian.


Babi Mengandung Hormon Pertumbuhan dalam Jumlah Berlebih

Hormon pertumbuhan dalam kadar berlebihan yang tercerna melalui daging babi mengakibatkan pembengkakan dan kelainan bentuk jaringan. Hal itu dapat menimbulkan penimbunan lemak secara tiba-tiba dan berlebihan. Orang yang memakan babi pada umumnya memiliki bahaya lebih besar mengidap kegemukan. Hal itu berkemungkinan mendorong pertumbuhan yang tidak wajar pada tulang hidung, rahang, tangan dan kaki. Hal paling berbahaya mengenai hormon pertumbuhan dalam jumlah berlebih adalah bahwa hal ini membuka jalan bagi munculnya kanker


Memakan Daging Babi Menyebabkan Penyakit Kulit

Zat yang dikenal sebagai “histamin” dan “imtidazol” pada daging babi menyebabkan gatal berlebihan. Zat-zat ini juga membuka jalan bagi penyakit-penyakit kulit menular seperti eksem, dermatitis dan neurodermatitis. Zat-zat ini juga meningkatkan bahaya terjangkiti bisul, radang usus buntu, penyakit kantung empedu dan infeksi pembuluh darah nadi. Karenanya, para dokter menyarankan penderita penyakit jantung agar menghindari makan babi.


Memakan Babi Menyebarkan Cacing Trichina

Cacing-cacing trichina yang dicerna melalui daging babi memasuki peredaran darah melalui lambung dan usus dan menyebar ke seluruh tubuh. Cacin trichina terutama mendiami jaringan otot pada daerah rahang, lidah, leher, tenggorokan dan dada. Cacing ini menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot gerak mengunyah, berbicara dan menelan. Hal ini juga menimbulkan penyumbatan pembuluh darah balik (vena), meningitis dan infeksi otak. Kasus-kasus parah bahkan dapat berujung pada kematian. Sisi paling berbahaya penyakit ini adalah tidak adanya obat untuk menyembuhkannya. Berjangkitnya wabah cacing trichina telah diamati dari waktu ke waktu di Swedia, Inggris dan Polandia, walaupun sudah dilakukan pengawasan kesehatan hewan.


Babi Berlemak dan Mengandung Zat-zat Beracun

Babi sangatlah berlemak. Ketika dicerna, lemak tersebut memasuki peredaran darah dan menyebabkan pengerasan pembuluh darah nadi, meningkatkan tekanan darah dan serangan jantung (coronary infarct). Selain itu, babi mengandung suatu racun yang dinamakan “Sutoxin.” Kelenjar getah bening dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan racun ini dari tubuh. Hal ini ditandai dengan membengkaknya kelenjar getah bening, khususnya pada anak-anak. Jika penyakit ini berlanjut, semua kelenjar getah bening akan membengkak, suhu badan naik dan rasa sakit mulai terjadi.


Ini hanyalah secuil bagian hikmah di balik pengharaman Allah memakan babi. Allah juga menunjukkan kepada kita hikmah pengharaman ini dengan menciptakan flu babi di Zaman Akhir. Bagi orang beriman yang tulus, sekalipun tidak memahami mengapa Allah mengharamkan hal apa pun, kewajiban utamanya adalah menjaga batas yang telah ditetapkan-Nya. Namun dengan adanya wabah baru-baru ini Allah memberitahukan kepada kaum beriman satu bagian lagi dari hikmah itu.

[HY/hidayatullah.com]

Sabtu, 18 April 2009

Rumah Syaikh Yusuf al-Qardhawi Akan Dihancurkan


Doha, Sebuah sumber yang dipercaya dekat dengan Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi, menyatakan jika rumah milik ulama terkemuka yang juga ketua ikatan ulama Muslim internasional itu akan digusur dan dihancurkan.

Penggusuran dan penghancuran rumah milik Syaikh al-Qardhawi, dan rumah-rumah lain di sekitarnya di kawasan Wadi as-Sayl, Doha, merupakan kebijakan pemerintahan Qatar yang akan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan hunian apartemen baru dan taman kota.

Pemerintah Qatar sendiri telah memperingatkan para penghuni Wadi al-Sayl untuk segera meninggalkan daerah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pihak pemerintah juga telah memberikan uang pengganti dan lahan kawasan hunian baru.
Rumah Syaikh Yusuf al-Qardhawi terletak di bilangan yang sangat strategis dan elit. Rumah-rumah di kawasa tersebut tampak mewah, luas, dan memiliki tetaman, layaknya istana. Para tetangga Syaikh al-Qardhawi sendiri kebanyakan para menteri negara, duta besar, dan orang-orang papan atas lain.

Terkait kebijakan pemerintah ini, Syaikh al-Qardhawi menanggapinya dengan legawa, meski sangat berat.

"Ini adalah musibah besar. Pemulihan atasnya butuh bertahun-tahun," kata al-Qardhawi sebagaimana diungkapan sumber tersebut.

Reaksi ulama lulusan Universitas al-Azhar, Mesir, itu tidaklah berlebihan. Pasalnya, yang menjadikan keberatan pindah rumah bagi beliau adalah "membongkar dan menata ulang" perpustakaan pribadinya yang luar biasa besar.
Perpustakaan pribadi Syaikh asal Qardha, Mesir, itu menghimpun lebih dari 30.000 koleksi buku-buku rujukan pokok (ummahat al-kutub), ratusan ribu buku-buku lainnya. Kitab karangan beliau sendiri lebih dari 150 judul.
Hal tersebut belum mencakup kaset-kaset, cd, video, dan dokumen-dokumen pribadi yang penting lainnya.

Kesemua koleksi perpustakaan tersebut tersusun dan tertata (munazhzham dan mufahras) dari a hingga z secara tertata.
Syaikh al-Qardhawi sendiri mengaku, untuk menata perpustakaan pribadinya, beliau membutuhkan waktu selama kurang lebih 1,5 tahun.

"Perpustakaan tersebut adalah salah satu mimpi saya yang menjadi kenyataan," ungkap Syaikh al-Qardhawi. (arb/L2 Cairo)
(sumber: eramuslim.com)

Adzan Pertama di Selatan Bumi Sakura


Haru dan bahagia bercampur dalam suasana shalat jum`at pertama di mesjid pertama yang dibangun di pulau Kyushu, pulau selatan di bumi sakura. Jepang adalah negara dengan mayoritas penduduknya sekitar 80% penganut Shinto atau Budha, walaupun pada kenyataannya mereka mayoritas tidak peduli tentang agama dan hidup dalam materialistik. Sekitar 70.000 dari 120 juta penduduk Jepang adalah pemeluk Islam.
Pulau Kyushu adalah pulau ketiga terbesar di Jepang dengan Fukuoka sebagai pusat kota.


Perjuangan mendirikan mesjid di Fukuoka ini lebih dari 10 tahun lamanya dan menjalani estafet dari muslim-muslim pendatang yang rata-rata adalah pelajar dengan masa tinggal hanya sekitar 3 – 5 tahun. Tahun 1998 adalah KUMSA (Kyushu University Moslem Student Association) pertama kali meluncurkan kampanye proyek mesjid di Fukuoka. Setelah melewati berbagai rintangan mulai dari dana, pencarian lokasi, perijinan dan sebagainya maka pada tanggal 20 Maret 2009 akhirnya muslim di pulau Kyushu, khususnya di kota Fukuoka dapat menikmati shalat jum`at pertama di Mesjid.

Fukuoka Mesjid Al Noor Islamic Culture Center berdiri di atas area 336 m2 dengan luas total bangunan 3 lantai dan basement 672 m2. Dana pendirian masjid berasal dari sumbangan pemerintah arab Saudi dan kantong-kantong muslim dari berbagai negara yang tinggal di pulau Kyushu. Mesjid yang mulai dibangun sejak tahun 2008 ini berdiri dengan indah di lokasi yang cukup strategis di pusat kota.


Suasana haru juga terekam dalam khutbah panjang yang disampaikan oleh Brother Ahmad Maeno, Khatib asli asal Jepang yang mengajak muslim di Fukuoka untuk menjadikan mesjid sebagai pusat pendidikan dan mengenalkan Islam dengan baik dan benar. Khatib mengajak untuk melakukan pendekatan secara bertahap kepada orang Jepang dan menjelaskan 3 poin penting yaitu menjelaskan tauhid, mengajak dg ikhlas dan hikmah sesuai bahasa kaum dalam hal ini orang Jepang, dan mendidik muslimah mualaf yang merupakan bagian terbesar dari mualaf di Jepang lebih dari 90% dan mereka adalah ibu bagi generasi kedua muslim di Jepang.


Suka cita tampak dari wajah ratusan muslim dan muslimah yang hadir saat itu. Muslim menempati lantai 1 dan basement, sedangkan muslimah menempati lantai 2 dan 3 turut mendengarkan materi khutbah. Berbagai cendera mata semakin menambah keceriaan hadirin saat itu. Rasa syukur semakin besar ketika suara adzan diperbolehkan keluar mesjid, padahal sebelumnya ditentang oleh penduduk setempat. Biarkan nama-Mu berkumandang indah, menembus relung-relung hati dan mengetuk untuk kembali kepada-Mu dalam hiruk pikuk materialisme Jepang. Hati semakin tertunduk mendengarkan suara adzan pertama menembus langit di selatan bumi Sakura. (Yayan Sofyan, graduate student of Kyushu University)


(sumber: eramuslim.com)

Terry Holdbrooks: Masuk Islam Saat Bertugas di Kamp Guantanamo


Prajurit AS Terry Holdbrooks baru enam bulan bertugas di kamp penjara Guantanamo, Kuba. Seperti penjaga lainnya, tugasnya adalah menjaga dan mengawasi para tahanan, mendampingi tawanan yang sedang diinterogasi, berkeliling sel dan memeriksa tahanan agar tidak saling bertukar pesan dengan tahanan lainnya. Tapi malam itu, di awal tahun 2004, Holdbrooks yang sedang dapat shift jaga malam, merasakan malam berjalan begitu lambat dan membosankan. Tapi siapa yang mengira, malam itu menjadi malam bersejarah baginya karena membawanya pada agama Islam.

Untuk membunuh rasa bosan setelah berkeliling memeriksa seluruh sel, Holdbrooks berbincang-bincang dengan seorang tahanan berkebangsaan Maroko yang dikenal dengan julukan "Jenderal". Meski baru enam bulan bertugas di kamp Guantanamo, persahabatan antara Holdbrooks dan sang "Jenderal" yang nama aslinya Ahmed Errachidi, cukup dekat.
Saat itu hampir tengah malam, perbincangannya dengan Errachidi membuat Holdbrooks merasa makin skeptis tentang kamp penjara Guantanamo dan ia mulai memikirkan masa depan hidupnya. Holdbrooks lalu memesan buku-buku tentang Arab dan Islam.

Masih di awal tahun 2004, suatu malam, Holdbrook kembali berbincang-bincang dengan "Jenderal" kali ini tentang kalimat syahadat dalam Islam, sebagai pernyataan seseorang bahwa dirinya seorang Muslim. Malam itu, Holdbrooks memberikan pena dan selembar kartu index lewat celah jeruji penjara dan meminta sang "Jenderal" untuk menuliskan kalimat syahadat dalam bahasa Arab dan artinya dalam bahasa Inggris. Holdbrooks kemudian membaca kalimat syahadat dengan sudara keras, saat itulah, di lorong sel kamp Delta di Guantanamo, Holdbrooks menjadi seorang Muslim.

Cuma setahun, Holdbrooks bertugas di kemiliteran AS, tahun 2005 ia meninggalkan dinas militer. Dalam beberapa wawancara dengan Newsweek, ia dan beberapa mantan pejaga penjara kamp Guantanamo mengakui tindakan sadis dan penyiksaan terhadap para tahanan di kamp tersebut. Namun ia juga mengungkapkan adanya interaksi yang baik antara sejumlah penjaga dengan para tahanan. Mereka sering berbincang tentang politik, agama bahkan musik. Hal itu diakui Errachidi yang mendekam di kamp Guantanamo selama lima tahun dan dibebaskan tahun 2007.

"Para tahanan biasanya ngobrol dengan para penjaga yang menunjukkan sikap hormat pada para tahanan. Kami bicara soal apa saja, hal-hal yang biasa dan hal-hal yang sama-sama menarik perhatian kami," kata Errachidi dalam email yang dikirimnya dari Maroko ke majalah Newsweek, menguatkan keterangan Holdbrooks.

Terry Holdbrooks adalah produk keluarga yang berantakan. Ia tumbuh dewas di Phoenix, kedua orangtuanya adalah pecandu narkoba dan Holdbrooks sendiri seorang pecandu minuman keras sebelum bergabung dengan militer AS pada tahun 2002. Menurut TJ-panggilang akrab Holdbrooks-ia memutuskan masuk kemiliteran karena tidak ingin hidupnya berakhir seperti orangtuanya.

Holdbrooks adalah tipe anak muda yang hanya menuruti kata hati dan sedang mencari kestabilan dalam jiwanya. Seumur hidupnya, ia jarang bersentuhan dengan masalah keagamaan. Tak disangka, di kamp Gitmo ia justeru berteman dengan seorang tahanan yang taat dengan ajaran agamanya. "Banyak orang Amerika yang tidak peduli lagi dengan Tuhan, tapi di tempat seperti ini (kamp Gitmo) para tahanan dengan taat menunaikan salat," kata TJ.

Ketika Holdbrooks mengungkapkan keinginannya memeluk agama Islam, "Jenderal" Errachidi mengingatkannya bahwa menjadi seorang muslim adalah sebuah keputusan yang sangat serius, apalagi di kamp Guantanamo. "Errachidi ingin memastikan bahwa saya paham betul apa yang sedang saya bicarakan," kenang Holdbrooks. Namun ia tetap memutuskan menjadi seorang Muslim dan ia hanya memberitahu kemuslimannya pada dua rekan sekamarnya.

Para tentara lainnya mulai mencium adanya perubahan pada Holdbrooks karena mereka mendengar para tahanan memanggil Holdbrook dengan nama "Mustapha" dan melihat Holdbrooks dengan terang-terangan belajar bahasa Arab. Hingga suatu malam, kepala regunya memanggil ke sebuah lapangan dimana sudah ada lima penjaga lainnya. "Mereka mulai berteriak pada saya dan menanyakan apakah saya seorang pengkhianat, apakah saya beralih," tutur Holdbrooks. Dan malam itu, kepala regunya meninjunya, begitu juga dua penjaga lainnya.

Holdbrooks kemudian dikucilkan dan ia dipindahkan ke Ford Leonard Wood. Tapi beberapa bulan kemudian ia menerima surat pemberhentian secara hormat dari kemiliteran, dua tahun sebelum kontraknya dengan kemiliteran berakhir. Pihak militer AS tidak memberikan alasan ataupun penjelasan atau "pemecatan"nya itu.

TJ kembali ke Phoenix dan kembali ke kebiasaan lamanya, minum-minuman keras. Ia juga menceraikan istrinya. Kebiasaan minum alkohol akhirnya membawa Holdbrooks ke rumah sakit. Tak terduga, Holdbrooks kembali bertemu dengan Errachidi yang ternyata juga mengalami persoalan menyesuaikan diri setelah dibebaskan dari kamp Guantanamo. Dua sahabat ini saling berkirim email dan menyambung kembali persahabatan yang terputus.
Tiga bulan yang lalu, Holdbrooks yang kini berusia 25 tahun, berhasil menghentikan kebiasaan minumnya. Ia juga mendapatkan pekerjaan sebagai konsultan pendaftaran di Universitas Phoenix. Di dekat universitas ada sebuah masjid sekaligus pusat kegiatan Islam, Tempe Islamic Center. Holdbrooks rajin datang ke masjid itu untuk menunaikan salat berjamaah.

Ketika imam masjid Tempe Islamic Center, Amr Elsamny yang asal Mesir mengenalkan Holdbrooks pada seluruh jamaah dan menjelaskan bahwa Holdbrooks masuk Islam saat bertugas di kamp Guantanamo, para jamaah berebutan menyalami Holdbrooks.
Holdbrooks kini menjalankan ajaran Islam dengan taat. Bekas luka panjang di dahinya, hampir tak kelihatan karena tertutup kopyah yang selalu dikenakannya. "Saya selalu berpikir bahwa kamp penjara Guantanamo dijaga oleh tentara-tentara yang bengis dan kejam. Saya tidak berpikir bahwa ada tentara seperti TJ, yang justeru mendapat hidayah Islam di sana," komentar Imam Amr Elsamny, tentang Holdbrooks.

(sumber: eramuslim.com)

Rabu, 15 April 2009

UNTAIAN HADIST

Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda,

“Barangsiapa yang mencari ilmu untuk membanggakan diri kepada para ulama atau untuk mendebat orang-
orang bodoh atau untuk memalingkan pandangan
manusia ke arahnya, maka ia berada di neraka”


(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan menshahihkannya Al-Albaniy di dalam ‘Shahih at-Targhib wa at-Tarhib’, hal. 47).

SHIRAH: IBU DAN ANAK DIBANTAI AHLI IBADAH

IBU DAN ANAK DIBANTAI

AHLI IBADAH...!!!*

Di kalangan Bani Israel ada seorang ahli ibadah yang paling saleh di zamannya. Ia mempunyai tiga kawan bersaudara yang mempunyai adik perempuan. Perempuan tersebut adalah seorang perawan. Tiga orang bersaudara tersebut tidak mempunyai saudara perempuan kecuali ia satu-satunya. Suatu waktu, ketiga orang itu bermaksud melakukan perjalanan jihad di jalan Allah. Mereka sulit mencari orang yang dapat dititipi saudara perempuannya dan dapat dipercaya untuk menjaganya. Mereka sepakat bahwa adiknya akan dititipkan pada ahli ibadah itu. Mereka percaya sepenuhnya kepada dia. Ketiganya mendatangi ahli ibadah itu dan meminta kepadanya agar berkenan untuk dititipi. Mereka mengharapkan agar saudara perempuan mereka berada di dekatnya sampai mereka pulang dari perjalanan perang. Namun, si ahli ibadah menolaknya.

Tak henti-hentinya tiga bersaudara tersebut meminta kepada ahli ibadah ini untuk menerimanya. Akhirnya, ia pun mau menerima. Ia berkata kepada tiga orang tersebut, ”Tempatkan saja ia di rumah yang berdampingan dengan tempat ibadahku ini!”. Mereka menempatkan perempuan itu di rumah tersebut sebagaimana saran dari si ahli ibadah. Jadilah mereka pergi untuk melakukan perang di jalan Allah.

Perempuan itu sudah cukup lama berada di kediaman dekat tempat ahli ibadah. Si ahli ibadah biasa menyimpan makanan di bawah tangga tempat dirinya beribadah supaya di ambil oleh perempuan itu. Ia tidak mau mengantar makanan ke rumah yang ditempati perempuan itu. Ia meminta agar si perempuan yang mengambilnya. Perempuan tersebutlah yang keluar dari tempatnya untuk mengambil makanan setiap hari.

Setan berusaha membujuk si ahli ibadah. Ia tak henti-hentinya melukiskan kebaikan. Setan mewanti-wanti kepada ahli ibadah bahwa kalau perempuan itu terus-terusan keluar dari rumahnya di waktu siang untuk mengambil makanan, nanti ada orang yang melihat dan menyergapnya. Setan berbisik kepada dia, ” Jika engkau yang pergi sendiri untuk mengantarkan makanan dan menyimpan di pintu rumahnya, itu akan lebih baik dan lebih besar pahalanya bagimu.” Setan tak henti-hentinya membisikkan suara tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah mau melakukan hal tersebut. Ia sendiri yang menyimpan makanan di dekat pintu perempuan tadi. Namun, ketika meletakkan makanan di depan pintu, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia cukup lama melakukan kegiatan itu.

Setan datang lagi kepada sang ahli ibadah dan menganjurkan agar dirinya mau menambahkan kebaikan. Setan berbisik kepadanya, ”Jika engkau mengajak ngobrol kepadanya, ia akan merasa tenteram dengan obrolanmu. Sebab, ia sedang kesepian sekali”. Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah sehingga ia mau melakukan apa yang dibisikkan oleh setan itu. Ahli ibadah ini terkadang mengajak ngobrol kepada perempuan tersebut dari atas tempat ibadahnya. Ia tidak mau turun ke bawah karena takut terkena dosa.

Selanjutnya setan datang lagi kepada ahli ibadah dan berkata, ”Jika engkau turun ke bawah dan duduk di atas tempat ibadahmu untuk bercakap-cakap dengannya dan diapun tetap berada di atas pintu rumahnya, ini lebih baik dan menambah rasa tenang kepadanya.” Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah sehingga ia mau melakukannya. Ia duduk di atas pintu tempat ibadahnya begitu juga sang perempuan pun di atas pintunya mau bercakap-cakap dengannya.

Cukup lama dua orang tersebut terus-terusan melakukan kebiasaan bercakap-cakap di atas pintu masing-masing. Seperti biasanya, setan datang lagi untuk membujuk si ahli ibadah agar melakukan kebaikan yang lebih banyak. Setan berbisik kepadanya, ”Jika engkau keluar dari tempat ibadahmu lalu mendekat ke pintu rumahnya dan engkau berbicara dengannya, ia akan lebih tenteram dan lebih merasa senang. Itu kan kebaikan besar. Ia tidak harus keluar dari rumahnya. Biarlah ia berada di dalam rumahnya dan engkau di luar”. Setan tak henti-hentinya membisikkan hal tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah mau melakukan apa yang dibisikkannya itu.

Sang ahli ibadah biasa mendekat ke pintu rumah perempuan tadi. Ia bercakap-cakap dengannya. Padahal, asalnya ia tidak pernah beranjak dari tempat ibadahnya. Kalau pun untuk mengajak bicara kepada si perempuan itu, ia melakukannya dari atas dan tidak mau turun ke bawah. Cukup lama kebiasaan yang dilakukan oleh sang ahli ibadah tersebut.

Selanjutnya setan datang kepada sang ahli ibadah dan berbisik, ”Jika engkau masuk ke dalam rumahnya, lalu engkau bercakap-cakap dengannya, itu lebih baik. Sebab, jika engkau berada di dalam, wanita itu tidak harus kelihatan oleh orang lain.” Ahli ibadah ini mengikuti saran setan sehingga ia pun masuk ke dalam rumah perempuan itu. Hampir seharian penuh, setiap hari, si ahli ibadah bercakap-cakap dengan perempuan itu. Ketika waktu telah menjelang sore, ia baru naik ke atas tempat ibadahnya untuk melanjutkan ibadahnya.

Tiap saat Iblis datang kepada ahli ibadah untuk merayunya. Akhirnya, si ahli ibadah sampai dapat memegang paha wanita tersebut dan menciuminya. Iblis tak henti-hentinya mengganggu ahli ibadah dan perempuan tersebut, sampai akhirnya terjadilah perzinaan. Selang beberapa lama, perempuan tersebut hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Iblis pun datang kembali kepada si ahli ibadah dan berkata kepadanya, ”Bagaimana kalau nanti saudara-saudara perempuan ini datang sementara ia melahirkan anak darimu? Apa yang engkau lakukan? Sudah barang tentu mereka akan mencela dan menghajarmu. Oleh sebab itu, bunuh saja anak itu lalu kubur olehmu. Perempuan itu akan mau menutupinya. Sebab, ia juga takut kepada saudaranya kalau-kalau mereka mengetahuinya.” Maka si ahli ibadah melakukan apa yang disarankan oleh setan tersebut, yaitu membunuh anak itu.

Setelah dia membunuh anak laki-laki itu, setan berkata kepadanya, ”Apakah engkau yakin perempuan itu akan menyembunyikan apa yang dilakukan olehmu? Sudah, bunuh saja dia!” Maka si ahli ibadah tersebut membunuh perempuan itu dan dikubur bersama anaknya. Ia meletakkan batu besar di atas kuburan anak dan ibunya tersebut. Setelah ia melaksanakan tugasnya, ia naik ke atas tempat ibadahnya untuk meneruskan ibadah.

Tidak lama kemudian, saudara perempuan yang dibunuh tadi datang dari tempat perang. Mereka langsung menuju ke tempat sang ahli ibadah. Mereka bertanya kepadanya tentang kabar adik mereka. Mendengar pertanyaan tersebut, si ahli ibadah menangis dan menceritakan kejadian yang mengerikan. Ia menyebutkan bahwa saudara perempuan mereka meninggal karena penyakit. ”Saya sangat tahu bahwa dia adalah perempuan baik-baik dan di daerah anu kuburannya,” kata si ahli ibadah sambil menunjukkan sebuah kuburan yang agak jauh dari tempat ibadahnya. ”Silakan kalian datangi kuburannya,” lanjut sang ahli ibadah. Maka mereka segera datang ke tempat ynag ditunjukkan oleh sang ahli ibadah. Sesampainya disana, mereka tak henti-hentinya menziarahi kuburan adiknya. Setelah itu mereka pulang ke tempat keluarganya.

Ketika malam tiba dan mereka telah tertidur, setan datang dalam mimpi mereka. Dalam mimpi tersebut setan muncul dalam bentuk seorang laki-laki yang sedang melakukan perjalanan. Setan memulai mendatangi yang paling tua diantara mereka dan bertanya mengenai saudara perempuannya. Sang kakak yang paling besar menyebutkan berita yang diterima dari ahli ibadah. Ia memberitahukan bahwa dirinya telah mengunjungi kuburannya. Setan menyatakan bahwa kabar tersebut bohong. Ia berkata, ”Apa yang dikabarkan oleh dia tentang saudara perempuanmu hanya bualan. Justeru ia telah menghamilinya dan adikmu melahirkan anak laki-laki. Karena takut diketahui, ia membunuhnya dan membunuh pula ibunya. Ia memasukkan keduanya ke dalam sebuah lubang yang telah digali di balik pintunya, yaitu sebelah kanan. Silakan engkau datangi tempat tersebut dan buktikan kesana. Kalian akan menemukan keduanya sebagaimana saya beritahukan!”

Selanjutnya, setan pun datang juga kepada saudara yang lainnya dan menyampaikan kabar yang sama. Semuanya merasa kaget atas mimpi itu sebab mereka memimpikan hal yang sama. Saudara yang paling besar berkata, ”Ah, itu kan hanya mimpi. Tidak ada apa-apanya. Sudah jangan kita hiraukan dan kita biarkan saja!”

Saudara yang paling kecil berkata, ”Demi Tuhan, saya tidak akan tenang kecuali membuktikan tempat yang ditunjukkan itu.” Maka ketiganya berangkat untuk mendatangi rumah bekas hunian adik perempuan mereka. Mereka membuka pintu rumah tersebut dan mencari tempat yang disebutkan oleh setan kepada mereka di dalam mimpi. Ternyata, mereka menemukan saudara perempuan dan anaknya telah disembelih dan diletakkan di tempat itu. Selanjutnya mereka datang kepada sang ahli ibadah dan bertanya kepadanya tentang keadaan yang sebenarnya. Maka ia membenarkan apa yang dikatakan setan tadi, yaitu dirinyalah yang membunuhnya. Selanjutnya, tiga saudara perempuan tersebut mengajukan masalahnya kepada raja mereka. Mereka membawa turun si ahli ibadah dari kediamannya. Sang ahli ibadah dituntut untuk dibunuh dan disalib.

Ketika si ahli ibadah sudah diikat di atas kayu untuk dibunuh, datanglah setan kepadanya dan berkata, ”Saya ini sahabatmu yang mengujimu dengan perempuan yang engkau hamili dan bunuh itu. Jika engkau mau mengikuti perintahku hari ini dan kafir kepada Allah yang telah menciptakan dan membentukmu, saya akan menyelamatkanmu dari bahaya yang sedang engkau hadapi ini”. Si ahli ibadah itu mengiyakan anjuran setan, yaitu kufur kepada Allah. Ketika ia telah kafir, setan meninggalkannya dan orang-orang membunuhnya.

Na’udzubillahi min dzalik...!!

*dikutip dari:

”Menggapai Hidayah Melalui Kisah”

oleh Imam Al Ghazali

Semai Asa, Wujudkan cita dengan Cinta dan Dakwah ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO